Senin, 29 Desember 2025.
Bekasi kompas rakyat
Pembangunan skatepark di kolong flyover Summarecon, Kota Bekasi, menjadi perhatian luas publik setelah unggahan proses pembangunannya di media sosial Instagram menjangkau audiens lintas daerah dan memicu respons positif dari warganet.
Unggahan tersebut dibagikan langsung melalui akun Instagram Wali Kota Bekasi, Tri Adhianto (@mastriadhianto) yang menampilkan progres pembangunan skatepark dengan memanfaatkan ruang kolong flyover sebagai ruang publik bagi komunitas olahraga urban. Dalam unggahan itu, disampaikan pesan bahwa ruang kota harus dimanfaatkan secara kreatif, aman, dan berdampak bagi masyarakat, khususnya generasi muda.
Respons warganet pun mengalir deras. Tak hanya dari warga Kota Bekasi yang mengapesiasi, tetapi juga dari berbagai daerah mulai dari Garut, Tasikmalaya, Makassar, Tangerang, Bogor, Palembang, hingga wilayah Lampung yang ramai-ramai menandai akun bupati, wali kota, dan gubernur di daerah masing-masing. Mereka menyuarakan harapan agar ruang publik serupa juga dapat diwujudkan di wilayahnya.
Fenomena ini bahkan meluas hingga luar negeri. Sejumlah warganet asal Malaysia turut menandai Kementerian Belia dan Sukan, menjadikan skatepark kolong flyover di Bekasi sebagai rujukan pemanfaatan ruang kota yang relevan dengan kebutuhan anak muda.
“Please, nak macam ni dekat Malaysia,” ujar akun @ghksk8.official
“bila la nak malaysia nak macam ni,” timpal warga malaysia lainnya.
Menanggapi fenomena tersebut, Wali Kota Bekasi Tri Adhianto menilai respons publik ini sebagai refleksi kebutuhan yang sama di banyak daerah.
“Respons ini menunjukkan bahwa kebutuhan ruang publik untuk anak muda itu nyata dan dirasakan di banyak daerah. Ketika satu kota memulai, kota lain ikut berharap. Yang paling penting adalah bagaimana ruang kota bisa benar-benar hidup dan produktif,” ujarnya.
Ia menambahkan, pembangunan skatepark kolong flyover dilakukan melalui skema kolaborasi, dengan memadukan dukungan Corporate Social Responsibility (CSR) dari pihak swasta dan APBD. Menurutnya, kolaborasi tersebut menjadi model efektif agar pembangunan ruang publik tetap berjalan tanpa membebani anggaran daerah secara berlebihan, sekaligus melibatkan peran dunia usaha dalam pembangunan kota.
“Kolaborasi menjadi kunci. Ketika pemerintah, swasta, dan komunitas bergerak bersama, ruang-ruang yang selama ini terabaikan bisa dihidupkan kembali dan memberi manfaat nyata,” tambahnya.
Fenomena atas kebutuhan ruang terbuka ini pun menempatkan Kota Bekasi sebagai salah satu contoh bagaimana kebijakan penataan kota yang menyentuh kebutuhan riil masyarakat didukung kolaborasi pembiayaan dapat menjadi inspirasi lintas daerah. Dari satu unggahan, percakapan tentang ruang publik berkembang menjadi isu bersama yang dirasakan oleh komunitas anak muda di banyak wilayah.
(Nhl)











Komentar