oleh

Proyek Puluhan Miliar Jalan Kabupaten Garut Diduga Asal Jadi: Beton Diaduk Pakai Kaki, Kualitas Diragukan!

Garut – Kompas Rakyat
Pemerintah Kabupaten (Pemkab) Garut melalui Dinas Pekerjaan Umum dan Tata Ruang (PUPR) menggelontorkan anggaran puluhan miliar rupiah untuk pemeliharaan, perbaikan, dan rekonstruksi jalan di 42 kecamatan. Langkah ini awalnya disambut positif oleh warga karena dianggap mampu meningkatkan aksesibilitas, memperlancar mobilitas, menekan biaya transportasi, serta mendorong pertumbuhan ekonomi daerah.

Namun, sorotan tajam muncul pada pembangunan jalan rabat beton di ruas Banjarwangi–Singajaya–Peundeuy. Sejumlah warga menilai pekerjaan yang dilakukan secara manual itu berpotensi tidak memenuhi standar kualitas.


Tokoh Masyarakat Kecewa

Ucu Tutun Bahtiar, tokoh masyarakat Kecamatan Peundeuy sekaligus Ketua DPAC Partai Demokrat, mengungkapkan kekecewaannya.

“Ini ruas jalan kabupaten, tapi cara pembangunannya seperti jalan gang atau jalan lingkungan. Diduga kuat pekerjaan tidak sesuai Kerangka Acuan Kerja (KAK). Anehnya lagi, campuran material diaduk manual pakai kaki, sehingga mutu beton sangat diragukan. Standar K-200 bisa jadi tidak terpenuhi, bahkan mungkin hanya setara K-175,” tegas Ucu, Kamis (11/9/2025).

Ucu juga mempertanyakan ketiadaan papan informasi proyek dan penerapan keselamatan kerja di lapangan. “Sebagian pekerja bahkan tidak menggunakan APD. Ini jelas mengabaikan aspek K3. Masyarakat butuh pembangunan yang profesional, bukan asal jadi,” tambahnya.


Klarifikasi Pihak PUPR

Menanggapi hal tersebut, Kepala UPT PUPR Kecamatan Peundeuy, Fery Irawan, memberikan penjelasan. Menurutnya, proyek rabat beton di ruas Peundeuy dikerjakan pihak ketiga dengan sistem Penunjukan Langsung (PL) bernilai sekitar Rp193 juta.

“Panjang jalan 153 meter, lebar 4 meter, tebal 20 cm, dengan mutu beton Fc’20 MPa. Karena nilainya di bawah Rp200 juta, pekerjaan dilakukan manual dengan molen, bukan menggunakan ready-mix. Jika pakai ready-mix, panjang jalan sesuai perencanaan tidak akan tercapai karena harga material sangat tinggi,” jelas Fery.

Fery mengakui masih ada pekerja yang tidak menggunakan APD, dan berjanji akan berkoordinasi dengan pengawas lapangan.

Sementara itu, pengawas lapangan (Rizwanullah) dan PPTK (Ariel) yang dihubungi melalui aplikasi pesan tidak memberikan tanggapan. Kepala Dinas PUPR Garut, Agus Ismail, hanya membenarkan adanya proyek rabat beton sepanjang 400 meter di tiga kecamatan, namun belum memberikan penjelasan detail terkait teknis pekerjaan manual tersebut.


Masyarakat Minta Profesionalisme

Masyarakat Peundeuy berharap anggaran besar yang digelontorkan Pemkab Garut tidak terbuang percuma. “Jangan sampai pembangunan hanya seumur jagung. Kami ingin jalan kabupaten benar-benar berkualitas dan sesuai standar,” tegas Ucu Tutun Bahtiar. (Red)

Komentar

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan.

News Feed